cover
Contact Name
Ratih Oktarina
Contact Email
jurnal.eki@cheps.or.id
Phone
+6281235134100
Journal Mail Official
jurnal.eki@cheps.or.id
Editorial Address
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok 16424
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 25278878     EISSN : 25983849     DOI : 10.7454
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia, Jurnal EKI, presents scientific writings on information and updates of health economic in collaboration with Centre for Health Economic and Policy Studies (CHEPS) Universitas Indonesia and INAHEA (indonesian Health Economic Association). Jurnal EKI is published four times (four number) annually (per volume) in two languages (Bahasa Indonesia and English) electronically and printed. It includes research findings, case studies, and conceptual fields, namely: health economic, health insurance, health administration/policy, pharmaco-economic, and Health Technology Assessment (HTA).
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2023)" : 8 Documents clear
EVALUASI PENERAPAN PILOT PROJECT GLOBAL BUDGET SEBAGAI SISTEM PEMBAYARAN KLAIM PADA RSUD WATES Mega Handayani; Laili Rahmatul Ilmi; Zennul Mubarrok
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/eki.v8i1.6370

Abstract

Pembayaran klaim atas layanan kesehatan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan keuangan sebuah rumah sakit. Indonesia telah mengalami beberapa perubahan sistem pembayaran yang berlaku. BPJS Kesehatan memulai studi operasional penerapan sistem pembayaran mixed-method INA-CBGs dan Global Budget sejak tahun 2018 yang terdiri dari tiga tahap di lima kabupaten/kota di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan sistem Global Budget di RSUD Wates sebagai salah satu rumah sakit di Kabupaten Kulon Progo yang menjadi pilot project BPJS-K. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dan pengambilan data dilakukan dengan studi dokumen dan wawancara. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa pada tahun 2021 RSUD Wates mengalami surplus anggaran dan sebaliknya, di tahun 2022 rumah sakit mengalami defisit yang cukup signifikan. Meskipun demikian, efisiensi pembiayaan pelayanan kesehatan di RSUD Wates belum dapat dievaluasi secara keseluruhan dalam pelaksanaan uji coba global budget. Penerapan sistem global budget di RSUD Wates dilakukan pada kondisi yang tidak ideal dimana kondisi pada tahun 2020-2022 terjadi pandemi COVID-19 sehingga data jumlah pasien menjadi kurang relevan sebagai acuan perhitungan anggaran. Selain itu, semua tahapan dalam uji coba belum sepenuhnya dilaksanakan. Koordinasi dan peran dari para pemangku kebijakan diharapkan dapat lebih ditingkatkan agar kompetensi dan efisiensi pelayanan kesehatan rumah sakit menjadi optimal.
FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI PADA KEIKUSERTAAN SEKTOR FORMAL DALAM SKEMA ASURANSI KESEHATAN SOSIAL: NARATIVE REVIEW Haerawati Idris; Rahmatillah Razak; Nurmalia Ermi
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/eki.v8i1.6647

Abstract

Berbagai negara di dunia telah berupaya menuju target Universal health coverage, termasuk negara dengan penghasilan rendah dan menengah. Meskipun bersifat mandatory, sektor formal tidak secara otomatis ikut menjadi peserta dalam asuransi kesehatan sosial. Studi ini bertujuan untuk menggambarkan faktor yang berkontribusi keikusertaan sektor formal dalam asuransi kesehatan sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan naratif review. Studi ini berfokus pada faktor yang ikut berkontribusi pada keikutsertaan sektor formal dalam skema asuransi kesehatan sosial. Kami mengidentifikasi artikel yang terpilih sesuai dengan kriteria inklusi meliputi sektor formal, bahasa inggris dan bahasa Indonesia, mengadopsi asuransi sosial dan artikel yang terbuka untuk diakses. Kami kemudian mengumpulkan artikel terpilih dan akhirnya, kami mensintesis apa saja faktor yang berkontribusi akan kepesertaan sektor formal dalam skema asuransi kesehatan sosial. Kami menemukan bahwa keikutsertaan sektor formal ke dalam asuransi kesehatan sosial berkaitan dengan faktor: skema wajib, pengetahuan sektor usaha/perusahaan, finansial perusahaan, jenis perusahaan, risiko yang mungkin dialami perusahaan dan persepsi terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang tersedia. Studi ini menemukan beberapa faktor yang berkontribusi pada keikutsertaan sector usaha dalam asuransi kesehatan sosial. Factor yang bersifat struktur/kebijakan, pengetahuan tentang kebijakan asuransi sosial dan kualitas layanan dari supply side perlu menjadi perhatian pemerintah dalam upaya perluasan pada kelompok ini.
THE POTENTIAL OF ECONOMIC LOSS DUE TO STUNTING IN INDONESIA Esty Asriyana Suryana; Miftahul Azis
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/eki.v8i1.6796

Abstract

Stunting cases continue to increase, along with the high risk of undernutrition, the increasing prevalence of malnutrition, and decreasing productivity. If this condition is not handled correctly, it can affect Indonesia's development performance, inequality, and poverty. Stunting can hinder economic growth and labor productivity, affecting 11% of GDP (gross domestic product) and reducing the income of adult workers by up to 20%. Based on this, it is necessary to make prevention and control efforts in nutrition intervention activities an economic investment. Therefore, this study estimates the economic potential lost due to stunting in children under five. This descriptive study is based on processing secondary data from various related agencies. We employed Konig's formula and correction factors from Horton's study. The results of this study show that the incidence of stunting in children under five in Indonesia in 2021 was 24.4%. Nationally, Indonesia has the potential for economic loss due to stunting in toddlers, which ranges from IDR 15,062 to IDR 67,780 billion. These are equivalent to a range of 0.89-3.99% of the total GDP in 2021 (IDR 16,970.8 trillion).
Hubungan Karakteristik Pasien, Prosedur, dan Penyakit Penyerta Dengan Biaya Langsung Medis Pada Pasien Rawat Inap Jantung Koroner Rita Tri Wahyuni; Eri Witcahyo; Yennike Tri Herawati
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/eki.v8i1.6240

Abstract

Penyakit jantung koroner menjadi penyakit katastropik yang menimbulkan beban biaya pengobatan yang tinggi. Di RSUD Dr.Iskak Tulungagung, jantung koroner menjadi penyakit dengan biaya tertinggi. Beberapa  penelitian  menunjukkan bahwa besarnya biaya langsung medis  pasien jantung koroner mencapai lebih dari 50% dari total biaya pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi besarnya biaya langsung medis pada pasien rawat inap jantung koroner yang meliputi: karakteristik pasien, prosedur medis, dan penyakit penyerta Penelitian analitik ini menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitiannya adalah pasien rawat inap jantung koroner di RSUD Dr.Iskak Tulungagung yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu sebanyak 125 sampel. Pengambilan sampel dengan systematic random sampling. Data dianalisis menggunakan uji Spearman Rho dan uji Eta. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien berusia 56-65 tahun, mayoritas laki-laki dengan lama rawat inap sebagian besar selama ≤ 3 hari. Mayoritas menjalani prosedur invasif dan sebagian besar memiliki penyakit penyerta. Rata-rata biaya langsung medis tahun 2020 Rp 26.788.964 sedangkan tahun 2021 Rp 31.553.045. Tiga biaya terbesar yaitu dari biaya cath lab, obat-obatan, dan tindakan dokter dan keperawatan. Prosedur medis dan penyakit penyerta menjadi faktor yang mempengaruhi besarnya biaya langsung medis.
Korelasi Faktor Risiko Usia Pasien dengan Kasus dan Biaya Rawat Inap Penyakit Jantung di Indonesia (Analisis Serial Waktu Program Jaminan Kesehatan Nasional 2015-2021) Syarif Rahman Hasibuan; Sabarinah Sabarinah; Ede Surya Darmawan
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/eki.v8i1.6829

Abstract

Penelitian ini menganalisis hubungan antara usia pasien dengan kasus, dan biaya rawat inap penyakit jantung di Indonesia. Desain penelitian ini adalah kuantitatif potong lintang menggunakan data sampel terbuka dari BPJS Kesehatan. Unit sampel pada penelitian ini adalah kasus rawat inap peserta program Jaminan Kesehatan Nasional 2015-2021 dengan jumlah sampel 43.921 yang dibobotkan menjadi 3.901.373 kasus rawat inap. Hasil penelitikan ini menunjukkan terjadi peningkatan kasus dan total biaya rawat inap penyakit jantung pada 2015-2019, namun turun saat pandemi Covid-19. Rata-rata biaya rawat inap penyakit jantung per kasus adalah 7,5 juta rupiah per tahun. Rata-rata biaya tertinggi per kasus adalah 185,47 juta rupiah per tahun; biaya terendah 1,5 juta rupiah per tahun; dan rata-rata total biaya 3,99 Triliun rupiah per tahun. Akumulasi biaya tahun 2015-2021 adalah 27,94 Triliun rupiah. Korelasi spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia dengan kasus, rata-rata dan total biaya rawat inap dengan kekuatan korelasi dan pola yang bervariasi. Korelasi dengan pola negatif hanya terjadi pada usia dengan rata-rata biaya rawat inap yang artinya semakin tinggi usia, maka rata-rata biaya rawat inap semakin rendah.
DAMPAK GUNCANGAN KESEHATAN TERHADAP KONSUMSI RUMAH TANGGA DI INDONESIA: ADAKAH PERAN ASURANSI KESEHATAN DAN KREDIT MIKRO? Rodhiah Umaroh; Listiono Listiono
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/eki.v8i1.6227

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh guncangan kesehatan terhadap konsumsi rumah tangga dan bagaimana peran kepemilikan asuransi dan akses kredit mikro dalam menanggulangi dampak gucangan. Variabel utama yansg digunakan sebagai proksi guncangan kesehatan adalah gangguan aktifitas fisik sehari-hari (ADL) yang dialami oleh kepala rumah tangga. Metode evaluasi dampak Propensity Score Matching (PSM) digunakan untuk mengestimasi dampak guncangan kesehatan terhadap konsumsi rumah tangga di Indonesia dengan data Indonesian Family Life Survey (IFLS-5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa guncangan kesehatan secara signifikan berpengaruh terhadap penurunan konsumsi rumah tangga baik pada konsumsi makanan dan bukan makanan. Temuan penting lainnya adalah rumah tangga yang memiliki asuransi kesehatan dan akses pada pinjaman mikro mampu mengurangi dampak negatif dari guncangan kesehatan. Asuransi kesehatan dan akses kredit mikro dapat disimpulkan memiliki peran sebagai coping risk mechanism rumah tangga saat menghadapi krisis guncangan kesehatan.
MENAKAR KESIAPAN PUSKESMAS DALAM PENUNTASAN PENANGANAN PENYAKIT: ANALISA DATA RISET FASILITAS KESEHATAN 2019 Harimat Hendrawan; Elfys Ferdynan; Junaedi Junaedi; Halimah Mardani; Nadhila Adhani; Nirwan Maulana; Suparmi Suparmi; Tety Tejayanti; Thihono trihono
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/eki.v8i1.6222

Abstract

Penanganan penyakit yang seharusnya dapat tuntas ditangani di puskesmas menjadi sangat penting terkait pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan (KBPKP) dan salah satu indikatornya adalah Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS). Tujuan penelitian ini mengidentifikasi kemampuan puskesmas dalam penanganan penyakit-penyakit yang ditetapkan dalam Kepmenkes nomor 514 tahun 2015. Penelitian ini menggunakan data Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) tahun 2019 dengan jumlah observasi sebanyak 9831 Puskesmas. Analisis dilakukan dengan membandingkan kesesuaian ketersediaan alat, laboratorium, serta obat-obatan dengan ketetapan yang ada. Kesiapan puskesmas dalam pemenuhan ketuntasan penanganan penyakit berbeda menurut aspek geografis, status akreditasi dan pengelolaan keuangannya. Puskesmas yang berada di Pulau Jawa, berstatus terakreditasi, dan memiliki pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) memiliki kesiapan penanganan penyakit yang lebih baik. Pemenuhan ketuntasan penyakit masih mengalami kendala dalam hal ketersediaan dan kecukupan peralatan, pemeriksaan penunjang, dan obat-obatan di puskesmas. Oleh sebab itu, perlu dilakukan sinkronisasi dan penguatan regulasi penetapan jenis penyakit yang harus dapat ditangani secara tuntas di puskesmas; meninjau kembali jenis penyakit yang dapat ditangani; serta melengkapi syarat minimal ketersediaan alat, kemampuan laboratorium, dan ketersediaan obat-obatan.
Analisis Kinerja FKTP Pemerintah di Era JKN dengan Metode Balanced Scorecard: Studi Kasus di Puskesmas Bandar Baru Tahun 2022 Hanifah Hasnur; Alma Aletta; Febyolla Presilawati; Dedy Saputra
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/eki.v8i1.6409

Abstract

Upaya kesehatan di fasilitas kesehatan telah memasuki babak baru di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat ini. Puskesmas Bandar Baru, sebagai salah satu Puskesmas terbesar di Kabupaten Pidie Jaya dengan pendapatan terbesarnya bersumber dari JKN, dituntut untuk memiliki mutu pelayanan kesehatan berkualitas sekaligus mampu melakukan efisiensi dalam penggunaan sumber daya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) pemerintah dalam hal ini Puskesmas Bandar Baru di era JKN saat ini dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif guna mengumpulkan data primer dan data sekunder untuk perspektif finansial, pelanggan, bisnis internal dan pengembangan. Hasil studi menunjukkan antara lain bahwa Puskesmas Bandar Baru kurang bertumbuh dari perspektif finansial dikarenakan adanya pemekaran puskesmas pembantu di bawahnya. Di sisi lain, Puskesmas tersebut memiliki nilai tingkat ekonominya yang ekonomis (Tek < 100%) di tahun 2019-2020, namun di tahun 2021 tidak ekonomis (Tek =100%). Sementara, nilai tingkat efektivitas-nya tidak efektif (Tev < 100%; 2019-2021), dan nilai tingkat efisiensinya tidak efisien (Tef =100%;2019-2020), dan efisien pada tahun 2021(Tef < 100%). Dari sisi perspektif pelanggan indeks kepuasan terendah pada sarana dan prasarana Puskesmas. Sedangkan, pada perspektif bisnis internal, turn over pegawai tidak tinggi meskipun pelatihan pegawai masih kurang. Diperlukan upaya peningkatan program kesehatan inovatif yang dapat memperbaiki capaian puskesmas, di mana hal ini dalam waktu bersamaan juga dapat meningkatkan jumlah pasien baru guna mencapai pertumbuhan keuangan maksimal Puskesmas Bandar Baru.

Page 1 of 1 | Total Record : 8